Hubungi
Kampanye Kesiapsiagaan Nasional

Jakarta, April 2025. Sebagai bagian dari peringatan resmi Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025, lebih dari 25.000 peserta dari 22 provinsi di seluruh Indonesia menggunakan alat berbasis AI untuk melatih komunitas mereka dalam kesiapsiagaan bencana melalui kampanye yang diselenggarakan oleh Yayasan Peta Bencana. Kampanye ini dilaksanakan dalam semangat #BergotongRoyong, dengan menggerakkan para pemimpin muda, pendidik, dan pelatih komunitas untuk melibatkan ribuan orang dalam lokakarya, simulasi, dan kegiatan kesiapsiagaan kolaboratif.

Para peserta melakukan simulasi pelaporan bencana secara waktu nyata menggunakan Disaster Bot, sebuah bot berbasis AI yang dikembangkan oleh Yayasan Peta Bencana bekerja sama dengan BNPB. DisasterBot adalah chatbot daring—yang kini terintegrasi dengan WhatsApp, Telegram, Twitter, dan Facebook—yang menjangkau warga di area terdampak bencana dan membantu mereka mengirimkan laporan bencana secara waktu nyata. Laporan-laporan ini kemudian dipetakan di platform sumber terbuka dan gratis, PetaBencana.id, dan digunakan untuk membantu lembaga pemerintah serta petugas tanggap darurat dalam proses respons dan pemulihan.

“Teknologi saja tidak cukup untuk membangun ketangguhan—yang membangunnya adalah manusia,” ujar Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana. “Kekuatan sesungguhnya terletak pada memadukan pengetahuan lokal yang mendalam dengan ketepatan teknologi yang kita miliki saat ini, untuk menciptakan sistem respons yang lebih cepat, akurat, dan berakar kuat pada masyarakat yang dilayaninya. Ketika alat AI dirancang secara cermat dan kolaboratif, dengan komunitas sebagai pusatnya, mereka dapat memperkuat pengetahuan lokal dan menjadikan koordinasi komunitas sehari-hari sebagai kekuatan kolektif yang menyelamatkan nyawa.”

HKB, sebuah inisiatif nasional yang diluncurkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyerukan seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Peringatan tahun ini datang di saat yang krusial: ketika Indonesia dan kawasan sekitarnya menghadapi bahaya terkait iklim yang semakin intensif—dari hujan ekstrem dan banjir hingga kekeringan berkepanjangan dan kenaikan permukaan laut—kesiapsiagaan bencana yang berpusat pada masyarakat menjadi semakin mendesak. Antara 1 Januari hingga 2 April 2025, Indonesia mengalami 804 bencana alam, berdasarkan data dari BNPB. Banjir menjadi bencana paling sering terjadi, dengan 547 kasus yang tercatat.

Baca juga :

Dalam acara pembukaan, Bapak Kasbu dari BPBD Kabupaten Rokan Hilir menyampaikan bahwa dalam menghadapi bencana, kita tidak bisa berdiri sendiri. “Karena bencana bisa terjadi kapan saja, maka kesiapsiagaan harus dimulai sedini mungkin.” Beliau menekankan pentingnya menggerakkan masyarakat, bekerja sama membangun ketahanan. “Tidak ada kata terlambat untuk mulai bersiap,” ujarnya.

“Bantuan bersama tidak hanya dilakukan antarmasyarakat, tetapi juga dapat dilakukan dengan instansi pemerintah terkait. Saat masyarakat melaporkan adanya banjir melalui platform PetaBencana.id awal tahun ini, laporan tersebut langsung diterima dan ditindaklanjuti dengan tindakan cepat oleh pemerintah setempat. Pemerintah mengirimkan bantuan berupa alat berat untuk melakukan pengerukan, guna mengurangi risiko banjir di wilayah terdampak yang telah dilaporkan oleh para relawan. Melalui platform PetaBencana.id, warga juga menyampaikan berbagai kebutuhan warga terdampak langsung dari lapangan. Informasi ini memungkinkan pemerintah daerah, BAZNAS, dan Dinas Sosial untuk menyalurkan bantuan secara tepat sasaran. Semangat gotong royong yang sejati tercermin dari keterlibatan semua pihak—baik masyarakat maupun pemerintah—dalam membangun ketahanan bersama.”

Dalam sesi panel, Jumriah, relawan BAZNAS Tanggap Bencana di Sulawesi Selatan, menyampaikan peran teknologi seperti PetaBencana.id dalam memungkinkan masyarakat untuk bersama-sama tanggap bencana—mengumpulkan informasi penting tentang kerusakan, jumlah korban, kebutuhan sumber daya, dan kemajuan dalam proses pemulihan. Dengan kekuatan informasi yang terverifikasi, Jumriah menunjukkan bagaimana setiap penduduk dapat bersatu untuk membangun masa depan yang lebih kuat dan tangguh terhadap iklim. Seiring dengan semakin mendalamnya diskusi tentang ketahanan, kampanye ini juga meletakkan dasar untuk apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bertolak dari lebih dari satu dekade pengalaman dalam respons bencana berbasis komunitas, Yayasan Peta Bencana tengah bersiap meluncurkan inisiatif baru: Peta Gotong Royong. Platform ini bertujuan untuk memperluas model kesiapsiagaan kolektif dengan mendukung koordinasi antarwarga dan bantuan timbal balik sebelum, selama, dan setelah bencana.

PetaGotongRoyong memungkinkan warga untuk dengan cepat menemukan bantuan, berbagi sumber daya, dan mengorganisir respons melalui antarmuka digital yang terbuka dan mudah diakses. Platform ini dibangun dari pelajaran selama situasi darurat sebelumnya—di mana komunitas sering kali harus merancang solusi lokal sambil menunggu bantuan resmi—dan mencerminkan kebutuhan yang semakin besar akan infrastruktur yang fleksibel dan dipimpin oleh masyarakat, seiring ekstrem iklim menjadi kondisi baru yang terus terjadi.

Peluncuran publik resmi PetaGotongRoyong akan berlangsung pada 17 Mei 2025, disertai dengan demo teknologi dan cerita dari komunitas yang ikut membentuknya.

Di tengah tantangan lingkungan yang semakin mendesak di kawasan ini, inisiatif seperti HKB—dan sistem kepedulian yang diaktifkannya—menandai pergeseran lebih luas dalam tata kelola kebencanaan. Bukan hanya menuju peringatan dini, tetapi juga menuju *pengorganisasian dini*. Bukan hanya tentang ketangguhan, tetapi juga tentang solidaritas.

Dan di Indonesia, di mana gotong royong bukan sekadar jargon melainkan etika hidup sehari-hari, yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Fakta tentang PetaBencana.id

  • PetaBencana.id adalah platform sumber terbuka dan gratis yang memetakan bencana secara real-time menggunakan laporan yang dikumpulkan melalui media sosial dan validasi lembaga pemerintah.
  • PetaBencana.id memanfaatkan peningkatan penggunaan media sosial dan pesan instan selama kejadian darurat untuk mengumpulkan informasi terkini yang terkonfirmasi dari tingkat jalan, dengan cara yang menghilangkan kebutuhan akan pemrosesan data yang mahal dan memakan waktu. Melalui desain platform "data-light" yang beroperasi dengan lancar dengan pesan instan, media sosial, dan komunikasi berbasis SMS lain yang sudah dikenal oleh warga, platform ini dirancang untuk masyarakat yang kekurangan dana, lembaga dengan sarana teknis terbatas, dan individu dengan sarana terbatas untuk mengakses data; platform ini mendorong kelompok-kelompok ini untuk memahami dan menggunakan sistem secara efektif tanpa pelatihan yang ekstensif atau mahal.
  • PetaBencana.id adalah platform yang dijalankan oleh Yayasan Peta Bencana, dengan BNPB sebagai mitra pelaksana utama.
  • Setiap penduduk di Indonesia dapat membagikan informasi bencana secara anonim ke PetaBencana.id melalui WhatsApp (+62 858-4236-2262), Twitter (@petabencana), Facebook Messenger (@petabencana), Telegram (@bencanabot).
  • PetaBencana.id dirancang sebagai alat berbagi data, tidak hanya untuk mengumpulkan data tetapi juga untuk memperluas penggunaannya; aliran API keluaran memberikan aplikasi sekunder akses terbuka ke data yang sangat penting, yang memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan kinerja mereka dengan serangkaian data terbuka.

By Redaksi Klik Bencana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Home
Buku
Blog
Search
Cart
0